Manusia yang masih mencari jati diri karena ketertarikannya pada isu anak, keluarga, komunitas, dan pemberdayaan. Berhasil dalam perjuangan memperoleh pengalaman dan pengetahuan di jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Jember. Dalam proses belajar dan menjadi manusia yang utuh
Politik Bukan Sekadar Persoalan Negara, Ia Hadir di Ruang Tamu Keluarga
13 jam lalu
Banyak orang mengira politik jauh dari keluarga. Faktanya, keputusan politik menentukan masa depan anak-anak kita.
***
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang menganggap pengaruh politik tidak begitu signifikan. Pengasuhan, misalnya, sering dilihat sebagai tanggung jawab pribadi orang tua. Pandangan ini tidak sepenuhnya keliru, tetapi juga menyesatkan. Faktanya, kemampuan orang tua dalam membesarkan anak sangat dipengaruhi oleh struktur politik yang bisa mendukung, atau justru membebani keluarga.
Perbedaan akses terhadap layanan anak, pendidikan, kesehatan, hingga lingkungan yang aman bukanlah sesuatu yang “alami.” Kesenjangan itu muncul dari keputusan politik mengenai bagaimana sumber daya didistribusikan. Dengan kata lain, politik hadir di ruang tamu kita, meski sering kali tidak disadari.
Kesehatan Anak Bukan Sekadar Urusan Rumah Tangga
Akses terhadap layanan kesehatan adalah contoh nyata bagaimana politik memengaruhi keluarga. Di negara dengan sistem kesehatan universal, orang tua tidak terlalu cemas tentang biaya imunisasi atau perawatan darurat. Sebaliknya, di tempat di mana layanan kesehatan diprivatisasi atau kekurangan dana, keluarga dipaksa menanggung beban besar: mulai dari premi asuransi hingga biaya rawat inap.
Akibatnya, banyak anak mengalami keterlambatan pengobatan atau bahkan tidak mendapat layanan penting. Situasi ini bukanlah kegagalan pribadi orang tua, melainkan dampak langsung dari keputusan politik yang menempatkan kesehatan sebagai komoditas, bukan hak publik.
Penitipan Anak dan Beban yang Tak Terlihat
Isu lain yang jarang diperhatikan adalah ketersediaan penitipan anak. Ketika pemerintah berinvestasi dalam pusat penitipan anak atau memberikan subsidi, orang tua bisa mendapatkan layanan yang terjangkau dan andal. Namun, tanpa dukungan tersebut, biaya penitipan menjadi terlalu mahal. Sering kali, salah satu orang tua—biasanya ibu—harus berhenti bekerja.
Keputusan politik semacam ini mempertahankan ketimpangan. Beban pengasuhan yang tak dibayar sebagian besar jatuh pada perempuan, sehingga mereka lebih rentan keluar dari angkatan kerja berbayar. Hasilnya bukan hanya ketimpangan gender, tetapi juga kerugian ekonomi jangka panjang bagi masyarakat.
Pendidikan: Siapa yang Diuntungkan?
Sekolah negeri dan swasta mencerminkan bagaimana anggaran publik diprioritaskan. Di lingkungan yang lebih makmur, sekolah cenderung memiliki fasilitas lengkap, guru berpengalaman, dan kelas dengan jumlah murid terbatas. Sebaliknya, sekolah di daerah miskin kekurangan sumber daya dasar.
Kesenjangan ini bukan karena anak di satu wilayah “lebih berhak” atas pendidikan berkualitas. Model ini memperpanjang ketidaksetaraan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pendidikan, yang seharusnya menjadi alat mobilitas sosial, justru berubah menjadi mekanisme mempertahankan privilese.
Lingkungan Aman: Hasil Keputusan, Bukan Kebetulan
Lingkungan tempat anak tumbuh juga sangat ditentukan oleh kebijakan. Keluarga yang tinggal di dekat kawasan industri, daerah rawan banjir, atau wilayah dengan tingkat kriminalitas tinggi tidak berada di sana karena pilihan bebas semata. Mereka sering terjebak akibat lemahnya kebijakan perumahan dan perencanaan kota.
Ketika pemerintah lebih memprioritaskan kepentingan pengembang atau pertumbuhan ekonomi jangka pendek, anak-anak dari keluarga miskin harus membayar harganya: mereka tumbuh di tempat yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan mereka.
Mengapa Kita Harus Merebut Kembali Politik untuk Keluarga
Banyak aktivitas yang kita anggap sebagai tanggung jawab pribadi sebenarnya dipengaruhi secara mendalam oleh keputusan politik. Dari kesehatan, pengasuhan, pendidikan, hingga lingkungan—semuanya terkait dengan bagaimana pemerintah memilih untuk mendistribusikan sumber daya.
Artinya, kebijakan politik bukan hanya urusan negara, melainkan juga urusan personal di level keluarga. Jika pemerintah menempatkan pasar sebagai pemangku kepentingan utama, jangan heran jika kebijakan yang lahir lebih banyak menguntungkan korporasi daripada keluarga.
Sudah saatnya politik dilihat bukan hanya sebagai arena perebutan kekuasaan atau pertumbuhan ekonomi, melainkan juga sebagai ruang untuk memastikan kesejahteraan anak dan keluarga. Reclaiming politics for families berarti menuntut agar keluarga ditempatkan di pusat kebijakan—karena kesejahteraan publik seharusnya menjadi tujuan utama, bukan efek samping dari pasar. #ResetIndonesia

Penulis Indonesiana
1 Pengikut

Luka Lama yang Terulang dalam Pengasuhan Anak
Rabu, 27 Agustus 2025 19:17 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler